15 Dis 2012
Seorang petani dari China kembali membuktikan kekuatan impian yang dibarengi dengan kerja keras dan tekad mampu diwujudkan. Chen Guanming ingin pergi ke England dengan apa yang dimilikinya yaitu beca k. Ia pun bertinjauan sampai di London dengan cara mengayuh beca nya dari China.
Lelaki separuh umur ini memulai perjalananannya dua tahun lalu setelah terinspirasi dari kisah Olimpiade Beijing 2008. Saat itu datuk bandar London pernah menerima seorang petani China yang meminta izin untuk boleh masuk ke dalam stadium dan mengambil peranan membawa bendera Olimpiade. Chen pun tergerak melakukan tindakan serupa, namun dengan cara yang berbeda.
Selama dua tahun Chen telah menempuh perjalanan sejauh 60 ribu km melewati 16 negara. Ia bertinjauan melewati suhu ekstrim hingga kawasan perang dengan barang-barang bawaan berupa pemberian warga tempat yang disinggahinya. Akhirnya ia bertinjauan tiba di London pada 6 Julai lalu setelah berangkat dari rumahnya pada 23 Mei 2010.
Tiga negara pertama yang dilalui oleh Chen adalah Malaysia, Thailand dan Vietnam yang membuatnya bajunya basah oleh suhu hingga 38 darjah celcius. Bahkan dia harus mengayuh menerjang banjir di Thailand. Chen juga sempat mengalami kesulitan keluar dari kawasan Asia Tenggara kerana visanya ditolak di Birma.
Chen juga ditolak masuk ke Myanmar sehingga harus mengayuh mendaki puncak pergunungan Tibet sejauh 7 km. Sampai di Pakistan, Afghanistan dan Iran, ia terperangkap cuaca buruk hingga berakhir di Turki yang memiliki suhu -30 derajat Celcius. "Saat hendak menuju Turki, saya sempat terperangkap ribut salji selama empat hari," ujarnya.

Saat tiba di London Chen dibantu oleh seorang pialang, John Beeston, yang menemukannya dalam keadaan lemas dan tampak tersesat. Berbekal bahasa Mandarin seadanya, John mengantar Chen ke kawasan pecinan di Soho, London. Di sana Chen menuturkan kisahnya yang disambut hangat warga dan menawarinya penginapan selama di London.
Meski mengalami perjalanan yang penuh rintangan, rupanya tidak membuat Chen kapok. Cita-cita selanjutnya adalah menuju Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brazil
Lelaki separuh umur ini memulai perjalananannya dua tahun lalu setelah terinspirasi dari kisah Olimpiade Beijing 2008. Saat itu datuk bandar London pernah menerima seorang petani China yang meminta izin untuk boleh masuk ke dalam stadium dan mengambil peranan membawa bendera Olimpiade. Chen pun tergerak melakukan tindakan serupa, namun dengan cara yang berbeda.
Selama dua tahun Chen telah menempuh perjalanan sejauh 60 ribu km melewati 16 negara. Ia bertinjauan melewati suhu ekstrim hingga kawasan perang dengan barang-barang bawaan berupa pemberian warga tempat yang disinggahinya. Akhirnya ia bertinjauan tiba di London pada 6 Julai lalu setelah berangkat dari rumahnya pada 23 Mei 2010.
Tiga negara pertama yang dilalui oleh Chen adalah Malaysia, Thailand dan Vietnam yang membuatnya bajunya basah oleh suhu hingga 38 darjah celcius. Bahkan dia harus mengayuh menerjang banjir di Thailand. Chen juga sempat mengalami kesulitan keluar dari kawasan Asia Tenggara kerana visanya ditolak di Birma.
Chen juga ditolak masuk ke Myanmar sehingga harus mengayuh mendaki puncak pergunungan Tibet sejauh 7 km. Sampai di Pakistan, Afghanistan dan Iran, ia terperangkap cuaca buruk hingga berakhir di Turki yang memiliki suhu -30 derajat Celcius. "Saat hendak menuju Turki, saya sempat terperangkap ribut salji selama empat hari," ujarnya.

Saat tiba di London Chen dibantu oleh seorang pialang, John Beeston, yang menemukannya dalam keadaan lemas dan tampak tersesat. Berbekal bahasa Mandarin seadanya, John mengantar Chen ke kawasan pecinan di Soho, London. Di sana Chen menuturkan kisahnya yang disambut hangat warga dan menawarinya penginapan selama di London.
Meski mengalami perjalanan yang penuh rintangan, rupanya tidak membuat Chen kapok. Cita-cita selanjutnya adalah menuju Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brazil
Tidak ada komentar:
Posting Komentar